Terbangunku dari lelap ditandai dengan hiruk pikuk dapur sebelah kamarku. Ku tengok dengan kantuk, ibu sedang sibuk menyiapkan sarapan untuk kami sekeluarga.
Ketika aku menyantap sarapan yang lezat, ibu malah asyik dengan besi setrikaanya di ruang tengah.
Akupun bergegas berangkat kesekolah agar tidak terlambat.
Sepulang dari sekolah ku raih dan ku cium tangan ibu. Lalu ibu menyuruhku makan.
Barang satu jam kemudian, ku tengok ibu yang sedang sibuk meramu masakan untuk makan malam.
Sore harinya, aku masih menjumpai kelembutan ibu ketika menyiram tanaman halaman rumah.
Malam pun tiba, kami semua berkumpul untuk makan malam. Tidak lain adalah ibu sang kreator hidangan lezat malam ini.
Sampai aku beranjak tidur, ibu masih sibuk melipat pakaian hasil jemuran tadi siang.
Terbesit dalam benak, kapan ibu menikmati waktu khusus untuk dirinya sendiri?
Seandainya ada sekolah untuk menjadi seorang ibu, tak kan ada yang mampu menjadi gurunya.
Tiada (,) untuk rasa sayangku padamu ibu (titik)
tulisan harian
30/1/18
-wahyusaputro-